PELALAWAN, //sindo7.id - Saat team awak media dari beberapa unsur penerbitan melintas di SPBU yang berada di titik akses jalan lintas, kepergok dan ketangkap kamera sedang asyik beraksi melakukan pengisian minyak bersubsidi tidak pada opsi sasaranmya, dimana kita pahami Selaku masyarakat tujuan utama program pemerintah pusat yang seharusnya BBM Bersubsidi itu di peruntukan harus tepat sasaranmya, begitu asiknya Pemerintah Pusat, sibuk memperbaharui tatanan bangsa ini, malah pihak dari SPBU asiknya bermain di tengah malam dengan terduga mafia BBM bersubsidi, tegas salah satu team.
Dan berlanjut, tetap ada juga yang berani bersikap lakukan Praktek dugaan penyalahgunaan (Bahan Bakar Minyak) bersubsidi, dimana sudah jelas - jelas juga kepergok dengan kita, kelihatannya pihak dari SPBU nya merasa tidak bersalah aja, Seolah - olah perbuatan yang dilakukan petugas SPBU tidak ada masalah,ungkapnya salah satu rekan team.
Dan hasil investigasi team awak media melakukan kembali mencari fakta di lokasi SPBU yang berlokasi di Kabupaten Pelalawan, Propinsi Riau tepatnya pada hari rabu 15/01/2025 tengah malam pukul 23.25 Wib. Yang jelas kita pantau dan ketangkap Kamera Satu unit Dump Truk dan dua unit mobil Pick Up bermuatan baby tank modifikasi berisi ribuan liter telah diisi dari nozel mesin pompa jenis solar kesetiap baby tank tersebut, saat investigasi berlanjut.
Dan jelas SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) masih berani untuk melakukan dan melayaninya dengan registrasi nomor SPBU 14.2836109 berlokasi di jalan Lintas Timur Pangkalan Kerinci tidak jauh dari kantor Polres Pelelawan, dan beraninya Pengisian ribuan liter BBM bersubsidi jenis solar ke baby tank menggunakan mobil yang tengkinys jelas sudah di modifikasi, kita dapat menduga bahwa bukan kali ini. Kemungkinan sudah kesekian kali dilakukan atau tiap malam berganti di SPBU ini, dugaan salah satu rekan team media.
Jaringan dugaan pelaku mafia BBM bersubsidi tersebut merasa kebal dari sentuhan Hukum dikarenakan letak SPBU tersebut terletak tidak jauh dari kantor Polres Pelelawan namun aksi dugaan penyalahgunaan BBM bersubsidi tersebut tidak pernah tersentuh hukum, tutur salah satu rekan team awak media.
Dan berlanjut salah satu dari team media bernama Junius, mengungkapkan bahwa pemilik mobil tersebut bernama Aditya oknum anggota organisasi kepemudaan dari Pekanbaru, malam itu juga pemilik mobil (Aditya) turun langsung menemui kita team awak media dilokasi kepergok (SPBU) dan berlanjut sebelum terjadi pertemuan, ada nya sempat terjadi perang mulut dari Aditya dengan salah seorang rekan wartawan via telepon jelas Junius seraya menunjukkan video pertemuan antara Aditya dengan sejumlah team awak media malam itu.
Dari salah satu rekan team awak media mengaku dan merasa aneh dengan nomor polisi plat dua unit mobil Pick Up yang dipergunakan melangsir BBM solar itu. Baik nomor plat maupun nomor seri kedua Pick UP itu sama, ujarnya heran. Dua unit Pick Up L300 warna hitam nomor plat polisi BM 8803 GB dan mobil Dump Truk Mitsubshi warna kuning BM 8995 FB. Sedangkan nomor polisi plat Dump Truk tersebut saya curiga bukan yang asli, ungkap salah satu rekan team awak media.
Dalam video yang berdurasi 4 menit tujuh detik itu Aditya mengaku dihubungi oleh supir bahwa mobil pengangkut BBM bersubsidi tersebut dicegat dijalan disuruh dibawa ke kantor polisi. Yang mencegat mobil tersebut bernama Roi, sehingga Aditya merasa tidak terima jika mobil tersebut dibawa ke kantor polisi karena bukan dari instansi yang berwewenang, dikarenakan mobil unit kita, dicegat di jalan disuruh bawa ke kantor Polres.
Saya tanya siapa namanya, katanya Roi. Makanya saya mau kesini cari tahu yang namanya Roi itu apa permasalahannya, dan kenapa mobil kita dicegat-cegat,? ujarnya dan bertanya kenapa ada kamera? ketika kamera salah seorang team awak media mendokumentasikan saat dia bertutur kata terhadap kita team awak media.
Dan pihak pemilik mobil tersebut tidak terima dan tetap merasakan dirinya itu tidak salah, berikut Tanyak jawab itu berlanjut di klarifikasi salah satu rekan team awak media, Kan kita tidak tahu bang, entah Roi itu siapa, entah preman, entah rampok,? kita gak tahu posisinya Roi itu apa, dan wajar kan itu kita bilang kan bang posisinya? Karena bagi aku yang berhak bawa ke kantor Polres mobil itu adalah orang instansi bang seperti polisi, TNI, atau orang Intel, setahuku begitu kalau kita berbicara bahasa hukum. Kecuali dia bilang tadi bang Soni. Saya tahu bang Soni (kenal). Kebetulan entah keponakannya beliau ini, sama sama dengan aku juga di Pekanbaru. sama-sama dengan adik aku juga di aliansi sebutnya.
Dikatakannya, datang aku kesini jumpa sama abang-abang disini, salaman sama bang Soni dia bilang, saya bukan bencong, saya sudah punya anak jadi aku bingung posisinya, sebutnya lagi. Jadi kalau Abang bilang posisi masalah kampung atau seperti apa, aku tahu posisinya kalau Pelelawan ini kampung abang-abang semua. Kalau sekarang caranya Abang semua menghakimi aku, aku sudah sportif disini bang, aku posisinya datang kesini tujuannya karena tadi posisinya supir nelepon, mobilnya dicegat dijalan, wajar saya datang kesini sebagai penanggung jawab, entah supir aku dirampok, entah mobilnya dilarikan, imbuhnya.
Jadi bagi aku kalau tadinya Roi itu ada diantara abang-abang semua, aku mau nanya juga posisinya siapa. Kok dicegat mobil aku dijalan. Jadi tujuan aku datang disini bukan menantang, tidak ada niat sedikitpun, pungkas terhadap sejumlah rekan wartawan, ( team awak media)
Dan berlanjut dari salah satu team awak media konfirmasi langsung ke pengawas SPBU nomor 14.2836109 bernama Khairudin, pada hari kamis (16/01/2025) menolak menjelaskan dengan berdalih ada bang Soni tadi malam disitu. Kan ada bang Soni disitu tadi malam bang, tanya saja bang Soni, jawabnya langsung menutup telepon.
Rdks MST ( tem MD krnci tum )
0 komentar:
Posting Komentar