PEMATANGSIANTAR, //sindo7.id - Warga Kelurahan Bahsorma terasa di anak tirikan oleh petugas dinas kebersihan, semakin terasa pahitnya. Sejak mendekati waktu transisi pergantian Walikota Pematang Siantar, dan berkelanjutan kepedihan itu terhantar kepada Walikota baru masih berkelanjutan. Belum terasa terobati yang kami rasakan selaku warga kelurahan Bahsorma, khususnya rukun warga Pisang kipas, dari kecamatan Sitalasari Kotamadya Pematangsiantar. Turut menyoroti dan buat rasa kesal atas kenerja petugas dinas kebersihanny saat ini.
Pasalnya di lokasi Sentral bank sampah tetap sepertinys lokasi TPA bayangan aja, jarang petugas dinas kebersihan lakukan pengangkutan sampah, tutur kata dari tokoh masyarakat ( stmr ) kepada wartawan media Sindo7, Sabtu (08/03/2025).
Senada dari perwakilan warga, atas prilaku Petugas Dinas Kebersihan. kami selaku warga RW pisang kipas jadi panen lalat dan aroma busuk, berikut tumpukan sampah sudah jadi wisata panorama baru diruas jalan dengan menghiasi banyaknya ceceran sampah, tambahkannya.
Dan menurut dari salah satu ibu, yang dekat kediamannya dengan tempat sentral sampah, sudah jarang sekali berhenti mobil pengangkut sampah ke areal ini. Sementara petugas dinas kebersihan dinamakan sebagai Lisa ( Lihat Sampah Ambil ) dan seiring berjalannya pergantian Walikota jadi berobah nama juga, pemahaman kita warga saat ini, jadi lihat sampah Abaikan, tetap jadi korban rasa aroma tidak sedap itu saya. Dikarenakan terdekat dengan lokasi Sentral tempat sampah ini, ungkapnya.
Ditempat terpisah, sebelum kutipan berita ini di sampaikan ke meja redaksi, terlebih dahulu wartawan Sindo7 antarkan keluhan warga kelurahan bahsorma, kepihak jajaran pemerintahannya, dan sekaligus konfermasi dan berlanjut kekediaman Ketua wilayah rukun warga Pisang kipas, (bpk,S.Manik Ketua RW). menuturkan bahwa merasa kesal juga atas kejadian tersebut, dan sudah berulangkali buat permohonan agar sampah di sentral bank sampah rutinitas di angkut agar jangan sampai berserakan di bahu jalan tersebut, kepihak petugas dinas kebersihan, tapi hasilnya tetap terabaikan aja sampai hari ini, pungkasnya.
Sementara uang iuran bulanan untuk sampah dari warga tetap harus bayar di setiap temu bulan berjalan, dimana saya selaku warga yang di tuakan jadi korban buah bibir warga saat ini prihal sampah tersebut, tutupnya.
Rdks (Tim liputan krlp P2TUM)
0 komentar:
Posting Komentar