JAKARTA//Sindo7.id - Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa kekuatan suatu negara ditentukan oleh kemampuan untuk menguasai dan mengelola kekayaan demi sebesar-besar kemakmuran rakyat. Dalam Pidato Kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR-RI serta Sidang Bersama DPR-RI dan DPD-RI di Gedung Nusantara, Jakarta, Jumat (15/8/2025), Kepala Negara mengatakan bahwa distorsi sistem ekonomi nasional bertentangan dengan amanat konstitusi, khususnya Pasal 33 UUD 1945.
“Sungguh aneh negara dengan produksi kelapa sawit terbesar di dunia pernah mengalami kelangkaan minyak goreng. Ini aneh sekali, tidak masuk di akal sehat, dan ternyata ada permainan manipulasi yang tadi sudah disinggung oleh ketua DPR yang saya beri nama serakahnomics,” ujar Presiden Prabowo.
Kepala Negara menilai, kelangkaan dan mahalnya harga pangan meski telah diberikan berbagai subsidi merupakan dampak dari pengabaian Pasal 33 ayat 1, 2, dan 3 UUD 1945. Menurut Presiden Prabowo, pengabaian terhadap konstitusi juga menyebabkan pertumbuhan ekonomi tidak dinikmati merata.
“Masih terlalu banyak anak-anak yang kelaparan, petani dan nelayan yang kesulitan menjual hasil panennya, rakyat yang belum memiliki rumah layak huni, guru yang belum dihargai, serta keluarga yang tak sanggup berobat karena biaya atau karena tidak ada fasilitas kesehatan di daerahnya,” ungkap Presiden.
Meski demikian, dalam 299 hari pemerintahannya, Presiden Prabowo melaporkan berbagai kemajuan signifikan. Ekonomi Indonesia tumbuh 5,12 persen di tengah gejolak global, sementara realisasi investasi semester pertama 2025 mencapai Rp942 triliun naik 13,6 persen dari tahun sebelumnya dan berhasil menyerap 1,2 juta tenaga kerja.
Untuk pemerataan ekonomi, pemerintah pun membentuk 80 ribu Koperasi Desa dan Koperasi Kelurahan Merah Putih guna meningkatkan perekonomian desa, menjual bahan pokok bersubsidi, serta menyediakan akses protein, ikan, dan daging dengan harga terjangkau. “Koperasi di setiap desa akan meningkatkan ekonomi desa dan menciptakan jutaan lapangan kerja,” ucap Presiden.
Pemerintah juga membentuk Badan Pengelola Investasi Danantara Indonesia dengan aset kelolaan lebih dari 1 triliun dolar AS. Lembaga ini difokuskan untuk mendorong investasi di hilirisasi sumber daya alam dan bidang strategis guna menciptakan lapangan kerja berkualitas.
Sedangkan di sektor kesehatan, pemerintah telah memberikan layanan cek kesehatan gratis kepada lebih dari 18 juta warga, meningkatkan kelas 66 rumah sakit di 66 kabupaten, serta mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus Sanur sebagai pusat layanan medis internasional. “Agar orang Indonesia tidak harus berobat ke luar negeri,” pungkasnya.
Berikut Presiden Prabowo Subianto menyampaikan kritik tajam dalam pidato kenegaraan terkait nota keuangan dan RAPBN 2025, Jumat (15/8/2025). Salah satu yang disorot adalah jumlah komisaris di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dinilai terlalu banyak dan tidak efisien.
Dalam pidato yang disampaikan di Gedung DPR/MPR RI, Prabowo juga menyindir suasana rapat paripurna yang menurutnya lebih mirip rapat di tingkat kecamatan karena antusiasme yang begitu tinggi dan sambutan yang meriah terhadap dirinya.
“Seperti rapat kecamatan ini, ramai sekali, semangat!” ucap Prabowo sambil tersenyum, yang disambut tawa dan tepuk tangan para anggota dewan.
Kritik Terhadap BUMN: "Terlalu Banyak Komisaris"
Presiden Prabowo secara terbuka mengungkapkan kekesalannya terhadap struktur BUMN yang dinilainya tidak efisien.
“Saya sudah tugaskan Danantara untuk benahi BUMN. Terlalu banyak komisaris di situ. Masak ada komisaris yang hanya rapat sebulan sekali, tapi tetap dapat tantiem (dana tunjangan). Saya bahkan tidak paham apa fungsinya,” ujarnya.
Ia menyebut praktik tersebut sebagai bentuk pemborosan negara dan menyatakan komitmennya untuk memangkas jabatan yang tidak produktif dalam tubuh BUMN.
Tegas "kepada Direksi dan Komisaris"
Presiden Prabowo juga menegaskan bahwa pemangkasan jabatan yang tidak efisien bukan sekadar wacana. Ia menyatakan tidak akan ragu mengambil langkah tegas jika ada pihak yang tidak setuju.
“Kalau direksi atau komisaris itu keberatan, ya segera berhenti saja, saudara-saudara sekalian!” katanya, yang langsung disambut riuh tepuk tangan dari hadirin di ruang sidang paripurna.
Rdks/Tim krlip Nsl S2
0 komentar:
Posting Komentar